Senin, 02 November 2009

rontgen.jpg


Pasien korban penusukan.

Posted by ShoZu

Sabtu, 16 Mei 2009

Tentang Gambar Judul

MARTHA CHRISTINA TIAHAHU (1800 –1817)

Gambar Patung Pahlawan Maluku Martha Christina Tiahahu


Martha Christina Tiahahu adalah seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau Nusalaut. Lahir sekitar tahun 1800 dan pada waktu mengangkat senjata melawan penjajah Belanda berumur 17 tahun. Ayahnya adalah Paulus Tiahahu, seorang kapitan dari negeri Abubu yang juga pembantu Thomas Matulessy Kapitan Pattimura dalam perang Pattimura tahun 1817 melawan Belanda.

Martha Christina tercatat sebagai seorang pejuang kemerdekaan yang unik yaitu seorang puteri remaja yang langsung terjun dalam medan pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817. Di kalangan para pejuang dan masyarakat sampai di kalangan musuh, gadis molek ini terkenal sebagai gadis pemberani dan konsekwen terhadap cita-cita perjuangannya.

Sejak awal perjuangan, ia selalu ikut mengambil bahagian dan pantang mundur. Dengan rambutnya yang panjang terurai ke belakang serta berikat kepala sehelai kain berang (merah) ia tetap mendampingi ayahnya dalam setiap pertempuran baik di Pulau Nusalaut maupun di Pulau Saparua. Siang dan malam ia selalu hadir dan ikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Ia bukan saja mengangkat senjata, tetapi juga memberi semangat kepada kaum wanita di negeri-negeri agar ikut membantu kaum pria disetiap medan pertempuran sehingga Belanda kewalahan menghadapi kaum wanita yang ikut berjuang.

Di dalam pertempuran yang sengit di Desa Ouw – Ullath jasirah Tenggara Pulau Saparua yang nampak betapa hebat srikandi ini menggempur musuh bersama para pejuang rakyat. Namun akhirnya karena tidak seimbang dalam persenjataan, tipu daya musuh dan penghianatan, para tokoh pejuang dapat ditangkap dan menjalani hukuman. Ada yang harus mati digantung dan ada yang dibuang ke Pulau Jawa. Kapitan Paulus Tiahahu divonis hukum mati tembak. Martha Christina berjuang untuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati, namun ia tidak berdaya dan meneruskan bergerilyanya di hutan, tetapi akhirnya tertangkap dan diasingkan ke Pulau Jawa.

Di Kapal Perang Eversten, srikandi yang berjiwa kesatria ini menemui ajalnya dan dengan penghormatan militer jasadnya diluncurkan di Laut Banda menjelang tanggal 2 Januari 1818. Menghargai jasa dan pengorbanan, Martha Christina dikukuhkan sebagai “PAHLAWAN KEMERDEKAAN NASIONAL” oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Rabu, 06 Mei 2009

Saya...beta...


Halo salam kenal, nama Harry Papilaya. Biasanya saya dipanggil Harry, yang kenal dekat biasa dengan panggilan Ei atau Ai. Saya lahir di Ambon dan sekarang saya sudah berumur 35 tahun. Saya seorang dokter yang bekerja di Ambon Maluku dan saya harap saya dapat bertemu dengan teman-teman sejawat yang juga suka berbagi pengelaman atau cerita tt pelayanan kesehatan. Mudah-mudahan tulisan ini saya dapat mempunya banyak teman. Terima Kasih.